Rhoma: Politik, Agama, dan Seni adalah Satu Nafas

Rhoma Irama

intriknews.com - Banyak anggapan yang muncul saat pedangdut Rhoma Irama beraksi di panggung politik. Tak sedikit yang menganggap bahwa usahanya kini membentuk Partai Islam Damai Aman (Idaman) adalah pelampiasannya pada hasrat politik yang selama ini belum memuluskan jalannya. Di kancah politik, Rhoma sering dianggap sebagai figur yang dimanfaatkan kepopulerannya untuk memuluskan jalan sejumlah partai politik.

Menanggapi hal tersebut, Rhoma menanggapi bahwa tujuan utamanya mendirikan Partai Idaman bukan lah timbul begitu saja. Partai bernafas Islam ini, kata dia, ingin menghapuskan citra negatif yang ada pada nama Islam.

"Ini perjuangan, bukan by accident. Saya hanya peduli terhadap bangsa, saya takut bangsa kita sedang terjebak pada politik pemecah belah dari bangsa lain yang mengatasnamakan Islam," ujar lelaki yang akrab disapa Bang Haji itu, Kamis (29/10), di kantor GATRA, Kalibata, Jakarta Selatan.

Anggapan lain yang timbul juga cenderung mempertanyakan kredibilitas Kesatria Bergitar itu dalam memimpin sebuah partai politik. Sebab, selama ini Rhoma dikenal sebagai pedangdut legendaris yang aktif di dunia hiburan sepanjang kariernya. "Saya memang dikenal sebagai seniman, tapi ini bukan sekadar syahwat politik. Sebab, sejak dulu seni, agama, dan politik itu satu nafas bagi saya. Sejak tahun 1970 an saya sudah menggabungkan ke tiganya, jadi saya bukan bertransformasi dari seniman menjadi politisi," jelasnya.

Pentolan grup musik dangdut Soneta ini mengakui, musik dangdut adalah jiwa nya. Namun, Bang Haji juga menegaskan bahwa dirinya sudah terbiasa menyampaikan pandangan politik dan agama dalam musiknya. "Bisa dikatakan saya ini 3 in 1, semua saya jalani. Jiwa saya berdangdut, tapi saya menyampaikan pesan politik dan agama. Saya peduli pada Pancasila. Dibilang punya syahwat politik, ya saya bersyukur. Karena itu adalah gairah untuk peduli," tukas Rhoma.

Sumber: Gatra

0 Response to "Rhoma: Politik, Agama, dan Seni adalah Satu Nafas"

Posting Komentar