Pengamat: Jokowi Seharusnya Kurangi Kerusakan Ekologis

Jokowi Harus Kurangi Kerusakan Ekologis

intriknews.com Jakarta - Penanganan krisis ekologi dan sosial di Indonesia dinilai sangat meprihatinkan. Hal tersebut diutarakan oleh lebih dari 200 orang yang terdiri dari akademisi, tokoh agama, tokoh kebudayaan dan aktivis sosial yang tergabung dalam Forum Pengajar, Peneliti, dan Pemerhati Agraria, Lingkungan dan Kebudayaan.

Soeryo Adiwibowo sebagai Koordinator Forum tersebut mengatakan Presiden Joko Widodo seharusnya mulai mengambil langkah untuk mencegah keberlanjutan krisis sosial dan ekologis. Pasalnya, kerusakan ekologis, khususnya di Pulau Jawa, mulai mengkhawatirkan.

"Apalagi, proyek-proyek pembangunan di Jawa, seperti industri semen, waduk, serta pembangkit listrik berbasis batubara belum memberikan keadilan lingkungan dan sosial bagi masyarakat yang terdampak," ujar Soeryo saat konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta, seperti dilansir CNN Indonesia pada Selasa (29/12).

Direktur Sajogyo Institute Eko Cahyono mengatakan rencana pembangunan industri semen merupakan salah satu contoh proyek yang dapat menyebabkan krisis ekologi. Penambangan batu gamping untuk industri semen di Pegunungan Kendeng Utara, kata Eko, dapat mengancam keberlanjutan Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih.

"Padahal, CAT tersebut merupakan kawasan lindung geologi dan kawasan resapan air terbesar yang memasok sumber mata air di sekitarnya," ujar Eko. Jumlah volume air yang dihasilkan oleh mata air-mata air yang ada di pegunungan karst ini dalam satu hari dapat mencapai sekitar 51.840.000 liter air.

Akademisi dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Hariadi Kartodihardjo menyatakan bahwa semua provinsi di Pulau Jawa mempunyai indeks rawan bencana banjir, longsor, dan kekeringan yang tinggi.

"Kondisi hutan di Pulau Jawa yang saat ini berada pada titik kritis perlu mendapatkan perhatian serius. Pulau Jawa hanya memiliki luasan hutan sebesar 3,38 persen dari seluruh kawasan hutan di Indonesia. Dari luasan tersebut, sebanyak 85,37 persen dikelola oleh Perum Perhutani," ujarnya.



0 Response to "Pengamat: Jokowi Seharusnya Kurangi Kerusakan Ekologis"

Posting Komentar